in

Puisi Ramadan Ihsan Subhan

Sebelum Terawih di Hari Pertama

Sebelum terawih di hari pertama,

Para Ibu sibuk pergi ke jalan

katanya ingin membeli bahan makanan ke pasar

jalan raya dipadati kendaraan dan pejalan kaki

lapak sayur mayur tergelar

kafe dan restoran siap saji cukup penuh

diduduki banyaknya pasangan dan persahabatan

dan toko-toko baju gebyar pasang diskon

hampir seratus persen potongan hargannya

Tetapi Istriku hanya pergi ke warung dekat rumah

hanya membeli sekilo ayam dan seikat sayur bayam

selebihnya, ia membeli susu kemasan

ditambah sekilo buah-buahan

Sebelum terawih di hari pertama

Bapak-bapak bahagia sudah tiba hari gajihan

meski sedikit tampak gelisah

karena usai minyak goreng langka dan naik harganya

Kini giliran BBM pertamax dikabarkan akan meroket

ke angka yang lebih tinggi

Namun, Bapakku tak pakai kendaraan sendiri jika pergi bekerja

Ia cukup memesan ojek online, dan terkadang berjalan kaki

untuk sampai di tujuan,

Jadi ia tak begitu peduli dengan harga minyak yang melambung

Sebelum terawih di hari pertama

Anak-anak girang belanja kembang api dan petasan

berkumpul merencakan buka puasa bersama kawan-kawannya

menggambarkan hari-hari yang ramai

bermain apa saja sebelum menepi maghrib

tetapi anakku tetap diam di rumah

menonton tayangan kartun di channel kesukaan

sesekali bermain boneka dengan adiknya

atau jika kesal, ia duduk manis

sambil menggambar pemandangan

Ramadan di Musim Pandemi

Ramadan kami disarung pandemi

selain tidak bisa minum dan makan di siang hari

kami pun tak dapat mereguk dan melahap pertemuan

jika pun bisa berjumpa, kami diberi jarak untuk bercakap

Ramadan kami dibalut pandemi

kini janji lebih sulit diucap

Leave a Reply

GIPHY App Key not set. Please check settings

Tips Anti Ngantuk Saat Perjalanan

Stealth Marketing, Strategi Marketing Paling Elegan